Sabtu, Mei 31, 2008

DEBU Dalam 'Sejuta Pohon'


Kalau saya tak salah, 9 tahun sudah usia kelompok musik DEBU.
Jika bilangan ini dinisbatkan pada seorang bocah, ini adalah usia yang masih sangat prematur. Sedang nakal-nakalnya bahkan cenderung tak suka jika disuruh untuk tidur siang...

Tetapi, untuk sebuah kelompok musik yang telah melintang dan tak pernah malang, 9 tahun bisa digunakan untuk meninjau langkah dan jejak kreatifitas yang telah ditapakkan. Dan dari proses kreatifitas yang tiada henti itulah, terlihat kemajuan dan keberhasilannya menempatkan diri sebagai sebuah grup musik dengan ciri yang spesifik. Ya, DEBU memang spesifik. Keberbedaan ini bisa dilihat dari sudut mana saja.

Katakanlah, pertama; dari sudut jenis musik; ini sudah nyata berbeda jenis dan iramanya dari grup mana pun. Lantas dari sudut lirik... ini pun absolutli berbeda dengan kelompok lain. Lirik-lirik DEBU adalah syair-syair yang digubah Syekh Fattaah dalam ke'kama'annya atau dalam kemabuk-kepayangannya terhadap Ilahi. Dalam kata lain, syair Syekh Fattaah adalah syair yang memaparkan kecintaan seorang hamba kepada Mahbubnya. Ini tentu saja berbeda dengan syair-syair pada umumnya yang melulu melukiskan perasaan hati seorang manusia pada lawan jenisnya. Kata 'cinta' boleh sama tetapi esensinya, itu yang berbeda. Dan saya yakin, setiap hati bisa merasakan perbedaan itu.
From heart to heart... you know...

Hal khusus yang juga membuat DEBU berbeda dari grup musik lainnya adalah; jenis musiknya yang begitu kaya variasi, irama etnik yang menggelitik, serta getar semangat yang bagai pembuluh nadi dalam hampir setiap aransemennya. Itu adalah refleksi dari semangat sang arranser sendiri, yakni Mustafa yang juga vokalis sekaligus lokomotif DEBU.

Dalam banyak hal Mustafa sangat kreatif. Benaknya seolah tak pernah diam atau pun berhenti dari memikirkan sebuah gagasan baru yang inovatif. Bak air yang mengalir, ia selalu berusaha menemukan jalan dan arah baru untuk mengalirkan enerjinya. Dan kemana pun ia mengalir, terlihat seolah aliran itu begitu alami tanpa merusakkan dinding atau pun batas yang dilalui... :) Itulah hebatnya dia.

Dan kini, ia punya konsen yang cukup intens terhadap masalah lingkungan hidup. Itu sebabnya DEBU menjadi salah satu Duta Lingkungan Hidup yang legalisasinya disematkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup. Dalam program "Sejuta Pohon" Mustafa hampir terlibat total di dalamnya. Dan itu berimbas juga pada prilaku hidup di lingkungan komunitas DEBU. Anggota keluarga DEBU mulai menerapkan sikap-sikap yang mendukung rancangan itu sedikit demi sedikit. Antara lain penghematan enerji listrik dalam konteks issu
Pemanasan Global atau Global Warming. Perilaku hemat ini memang berdampak sangat positif lho... dan sangat signifikan pula dalam menghemat pengeluaran. Setiap bulan, ada biaya yang berhasil dihemat hingga 500 ribuan per rumah (keluarga DEBU) hanya untuk urusan elektrik. Ini adalah penghematan yang sangat luar biasa. Bayangkan jika setiap rumah atau keluarga di Indonesia dan dunia melakukan hal yang sama sejak dulu... hmhm... pasti tak akan mencuat masalah Pemanasan Global... ya?

Masih dalam rencana 'Program Sejuta Pohon', DEBU akan melakukan tur konser di 30 kota, Insya Allah, di mana di setiap usai konser, DEBU akan turun tangan langsung menanam kembali bibit-bibit pohon bersama para pejabat dan rakyat, dan menurut rencana, itu akan dilakukan secara teratur sehingga bukan sekedar simbolik.
(ff)