Sabtu, September 06, 2008

Di manakah DEBU?


Di manakah DEBU?

Jika pertanyaan itu yang melintasi benak anda, maka jawabnya adalah; DEBU sedang terbang bersama angin Kesempurnaan yang digerakkan oleh sang Pemilik mayapada ini.
Dan kali ini, di Ramadhan al Karim, DEBU menebar pesan ilahiahnya di jazirah Istanbul, Turki. Ini adalah kedatangan kedua DEBU di negara yang super unik ini. Kedatangan pertama terjadi satu tahun lalu saat Ramadhan pula.


Di setiap tempat dan negara, selalu DEBU merasakan hal yang unik dan menarik. Betapa tidak, dunia yang maha luas dan seolah tanpa batas ini sesungguhnya memiliki dasar yang sama. Dasar keilahian. Betapa memang Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tak ada satupun hal yang muskil bagiNya. Semua berada dalam kendaliNya. Dan ke mana pun DEBU mengayun langkah, selalu adalah tanda Kebesaran dan Kecintaan Allah yang terasa dan tersaksikan.

Tetapi layaknya insan yang selalu berada dalam ragam ujian, itu pula yang ditunjukkan Allah pada kafilah yang dipimpin Syekh Fattaah ini. Jangan kira bahwa segala sesuatu terjadi mulus selalu layaknya jalan hotmix. Sebaliknya, sepanjang perjalanan DEBU melanglang di berbagai tempat, selalu ujian datang bertubi-tubi yang bagi sebagian orang mungkin bisa menggoyahkan iman. Tetapi bagi DEBU sendiri, semakin berat ujian semakin besar harapan di sana, bahwa kelak yang terjadi setelahnya adalah sebuah ‘pembukaan’ pintu yang amat besar dan penuh makna dan makin menguatkan kecintaan padaNya. Ini tentu saja tak terlepas dari peran sang Nakhoda, Syekh Fattaah. Karena beliau segala sesuatu menjadi terarah dan sampai di haluan kendati angin puting beliung kadang mengombang-ambingkan bahtera yang sedang berlayar. Namun beliau adalah Nakhoda yang berpengalaman dan menguasai samudera pelayaran sehingga katakanlah, walaupun kompas terjatuh ke lautan misalnya, namun Insya Allah pelayaran akan tetap sampai ke tujuan mengingat beliau sudah mengenali arah dan mata angin…

Itulah makna kehadiran seorang Syekh di antara para pencari jalan. Beliau adalah penuntun, a guider. Beliau menuntun setiap orang yang ingin dituntun menuju halte terakhir dengan selamat dan sentosa. Jika Nabi Nuh diperintahkan Allah membuat bahtera penyelamat dari bencana bah, maka Syekh Fattaah ditunjuk Allah untuk melembutkan setiap hati yang telah ‘keras’ dan jauh dariNya akibat fitnah zaman, dengan untaian lirik dan musik yang indah dan menggugah yang mana mampu melelehkan kekerasan jaman dan perasaan… Labbaiiik…^-^