Musik adalah keseharian DEBU.
Bisa dikatakan bahwa DEBU hidup bersama musik, atau bisa dibilang juga bahwa 'musik' telah menghidupi DEBU. Whatever. Tetapi yang jelas, musik bukanlah tujuan hidup DEBU karena tujuan itu sendiri sudah sangat jelas dan mutlak sejak DEBU meniatkan diri berkiprah di dunia musik.
What's that?
Tak lain dan tak bukan, tujuan itu adalah Allah semata-mata.
Maka ketika DEBU membuat dan menghadirkan musik serta liriknya ke hadapan publik itu semata-mata karena kecintaan terhadap Allah saja. Mana pernah Mustafa perduli jika pasar atau segmen akan suka atau malah alergi dengan aransemennya? Mana pernah ia sedih atau kecewa lantaran musiknya tak hit di pasaran misalnya?
Itu bukanlah tujuan Mustafa dan bukan yang menjadi lantaran giatnya ia berkreasi. Sejauh ini, ia hanya melakukan dan merealisasikan sesuatu yang ada di benaknya berkaitan dengan kreativitas seusai ia mencerna dan menjiwai syair-syair Syekh Fattaah. Maka apa pun respon dan penerimaan yang diperoleh ketika karya itu dilempar ke publik, tak pernah dan takkan pernah membuatnya kecewa walaupun misalnya pasar tak meresponnya secara antusias.
Tetapi, sebenarnya sih, hal yang terjadi di pasar adalah sebaliknya. Hampir selalu lagu-lagu DEBU yang notabene hampir seluruh aransemennya digarap Mustafa, selalu laris dan disukai di pasaran. Bahkan kerapkali respon yang datang adalah tak terduga alias unbeliavable...! ^-^
Dan akhir-akhir ini, Mustafa sedang giat-giatnya mengajar beberapa remaja di komunitas untuk berlatih musik bersama usai 'dinner together'. Masing-masing anak pegang alat musik khasnya masing-masing. Ada kanon, santoor, tabla, oud, biola, perkusi dan beberapa lain. Kendati latihan ini baru dimulai beberapa kali tetapi hasilnya sudah bisa dinikmati kuping tanpa komplain, maksudnya... enak didengar begitu lho.^-^
Seperti apakah itu?
Hasilnya adalah persis seperti video di atas! Memang, itulah dia!