Senin, Juli 28, 2008

Syekh Fattaah, "Syair Itu Adalah Nasehat Saya..."



Ada perasaan haru yang menyelinap ketika kita melepas DEBU untuk pergi ke Iran di Minggu sore, 27 Juli. Secara jujur, ini bukanlah kali pertama DEBU harus terbang membawa pesan-pesan Syekh Fattaah ke berbagai tempat. Tetapi sesuatu yang menakjubkan terjadi begitu saja sebelum keberangkatan mereka.

Hari itu Syekh Fattaah merasa harus turun untuk melihat dan melepas keberangkatan mereka sehingga dengan sendirinya suasana menjadi agak berbeda dengan kehadiran beliau di tengah fuqara atau murid. Itu terlihat pula di bias wajah yang hadir saat itu. Pada saat-saat seperti itu, selalu Syekh Fattaah punya 'wejangan' sebagai penghantar kepergian DEBU. Tetapi saat itu, tak banyak yang terucap dan terlahir dari bibir beliau. Beliau hanya terdiam seribu bahasa. Tetapi, 'diam'nya Syekh Fattaah inilah yang justeru menjadikan suasana sangat berbeda, mencekam, haru dan... begitu berjuta makna.

Beberapa orang yang dekat dengan beliau sangat menyadari suasana itu sehingga kedua mata mereka tampak menggenang. Pada akhirnya, setelah membiarkan detik dan menit bergulir hampir setengah jam dalam kediaman, Syekh Fattaakh hanya berucap, "Saya takkan memberi nasehat apa pun kali ini. Sudah banyak nasehat yang saya sampaikan pada kalian. Dan syair-syair itu adalah nasehat saya..."