Jumat, Januari 22, 2010
Ketika Musik Menjadi Terapi
Musik bukan saja menjadi pelepas lelah, tetapi juga bisa menjadi pelepas rindu dan dendam. Lebih dari itu, irama musik tertentu yang beraturan dan memiliki ruh dan energi yang positif, bisa menjadi terapi yang menyembuhkan.
Sebagaimana syaraf-syaraf tubuh kita yang sangat responsif dan sensitif terhadap bunyi dan nada, musik menjadi alternatif utama yang bisa diberikan kepada para pasien yang sedang dalam keadaan koma. Karena, konon... jauh di bawah alam sadarnya, seorang yang sedang koma sekalipun tetap bisa menikmati alunan musik dalam kediamannya. Itu menjadi santapan ruhani baginya dan sering mampu menstimulir kembali syaraf-syarafnya yang tak aktif. Masya Allah...
Keyakinan itu pula yang membuat DEBU tak keberatan jika ada yang mengundang secara pribadi untuk menyanyi dan bermusik di hadapan pasien. Berkali-kali Mustafa cs datang ke rumah sakit untuk menghibur dan berdoa bagi beberapa pasien. Biasanya... respon pasien bisa langsung terlihat melalui ekspresi di wajahnya. Sering dalam tidurnya... sebuah senyum tersungging damai.
Itu terlihat pula ketika belum lama ini Mustafa dan Saleem berkunjung ke RS Dharmais menengok seorang penderita kanker yang sudah lama dalam sakitnya. Tanpa ada tegur sapa dengan si pasien, Mustafa cuma duduk dan langsung memetik oudnya di tingkahi bunyi suling Turki Saleem yang mengalun rendah. Seiring musik yang mengumandang memenuhi ruangan itu... perlahan namun jelas... bias kedamaian menyemburat di wajah si pasien sehingga mengantarnya dalam tidur lelap yang berbunyi...
Keadaan ini membuat haru salah satu puterinya yang saat itu hadir dan menemaninya, Nurfidusia Andi. Matanya tampak berkaca-kaca dan kristal bening hampir terjatuh dari sudut matanya yang penuh pasrah.
Semoga cepat sembuh dalam rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala... ***