Minggu, Agustus 21, 2011

Turki Menjadi Hometown DEBU


Audiens... selalu sangat terpesona.
Bersama Walikota Gaziantep, Turki.
Istanbul adalah salah satu keindahan Turki.
Kalaupun hanya tertahan tinggal di Istanbul berbulan-bulan, dijamin takkan membuatmu mati kebosanan. Apalagi kalo menyempatkan diri menyambangi kota-kota lainnya seperti Gaziantep, Konya, Balikesir, Ankara, Pendik dan lain-lain. Wah... itu akan membuatmu makin bersyukur pada Allah atas penciptaanNya Yang Maha Kaya. Atas penciptaanNya yang hampir sempurna tentang Turki sebagai sebuah bagian dunia untuk menempatkan sebagian hambaNya di sana.

Turki memang eksotis. Lebih menarik lagi karena populasi mereka 99% adalah muslim. Walaupun... kemuslimannya ada dalam 'tanda petik'. :))) Tetapi, tanda petik itu pun hanya ketika kita bicara tentang muslim di Istanbul. Sementara di daerah-

daerah lain... keislaman mereka cukup 
Salah stau jamming Daood di showroom Darbuka.


kuat. Rakyatnya sangat ramah dan selalu penuh kasih sayang pada sesama. Dan satu hal yang juga sangat menarik tentang Turki adalah, kendati mereka muslim tetapi mereka sangat tinggi apresiasinya terhadap musik. Ini sangat berbeda dengan negara-negara  berbasis Islam  lainnya yang hampir selalu sangat keras dan sinis tentang musik. Bahkan masih banyak yang mengharamkannya. Tetapi Turki, selain mereka sangat mencintai musik yang indah dan menghasilkan karya-karya yang indah pula... mereka juga menjadikan musik sebagai salah satu kebutuhan jiwa. Maka, tak heran jika di banyak tempat, hampir di setiap kotamadya... selalu ada gedung-gedung khusus atau tempat permanen untuk pertunjukkan musik. Dan uniknya lagi, cara mereka menghidupkan Ramadan pun dengan menyelenggarakan festival kesenian dan budaya secara regular tiap tahun.
DEBU sudah menjadi terbiasa dengan gaya Turki.
Melihat penyelenggaraannya yang dikelola secara profesional... aku yakin  alokasi dana untuk festival tahunan itu pastilah luar biasa besar. Apalagi mereka mengundang para musisi lain dari luar Turki. Dan DEBU adalah salah satunya. Sudah tiga tahun terakhir ini DEBU secara rutin terlibat dalam festival Ramadan. Festival ini dikelolala oleh pemerintah secara serentak dan diselenggarakan di tiap wilayah. Aku merasa sangat bersyukur bisa pergi dengan DEBU dan menyaksikan langsung interaksi antara pesan yang dibawa DEBU dalam setiap lagunya dengan masyarakat Turki yang pada dasarnya sudah tak asing dengan nafas keislaman. Hanya saja... khusus Istanbul... mereka harus kembali diingatkan tentang hakikat Islam sejati serta keindahannya. Dan di mana pun DEBU tampil, Di mana pun DEBU tampil, masyarakat selalu sangat menyukainya. Apalagi banyak di antara mereka juga sudah 'in touch' dengan DEBU via facebook. Maka, ketika mereka saling bertemu... keakraban yang terjalin pun lebih seperti teman lawas. Masya Allah.
Menyanyi di sebuah hotel di Pendik, Turki.

Hal unik lainnya adalah, walaupun personil DEBU belajar musik secara otodidak... tetapi gaya dan kemampuan mereka ternyata banyak dikagumi oleh musisi kaliber Turki. Daood misalnya. Kepiawaiannya menabuh darbuka membuat  beberapa musisi Darbuka jatuh hati padanya. Di sebuah show room Darbuka, Daood jamming langsung dengan pemilik show room itu yang juga musisi Darbuka. Dari awal  tabuhan hingga akhir permainan jarinya, mata musisi itu tetap mengawasi gerakan Daood. Irama Darbuka yang bertalu dan berdentam ritmis mengundang penonton hingga berjejal di depan showroom.